Untuk mendorong tercapai target wajib belajar pendidikan yang bermutu, mulai tahun ajaran 2008/2009 pemerintah menyelenggarakan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) untuk SD/MI/SDLB. Adalah menjadi ketetapan Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo yang menyatakan bahwa hasil ujian akhir sekolah berstandar nasional atau UASBN sebagai syarat kelulusan siswa dari SD/MI. Karena itu, UASBN penting untuk disiapkan dengan baik supaya siswa dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya.
Tegasnya, kalau tidak lulus UASBN, siswa nggak lulus dari SD / MI bagaimana bisa melanjutkan ke SMP. Karena itu siswa harus berusaha sebaik-baiknya agar lulus UASBN.
Pada tahun 2011 ini UASBN namanya berubah sejalan dengan penyempurnaan-penyempurnaan UN yang dilakukan Pemerintah. UASBN akronim dari Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional berubah menjadi UN SD alias Ujian Nasional Sekolah Dasar mengikuti istilah yang sudah membaku di tingkat SMP/MTs dan SMA/MA/SMK.
Yang berubah hanya namanya, hanya bedanya cara penilaian. Kalau sebelumnya nilai sekolah dan nilai ujian nasional sendiri-sendiri, tetapi mulai tahun ini harus melibatkan nilai sekolah dan nilai nasional yakni nilai sekolah 40 persen dan nilai UN 60 persen.
Hal itu berdasarkan Permendiknas Nomor 2 tahun 2011 tentang ketentuan pelaksaan UN SD. Selanjutnya mengenai nilai sekolah diperoleh dari rata-rata gabungan nilai ujian sekolah dan nilai rata-rata rapor semester 7, 8, 9, 10 dan 11.
Pembobotan yang dipakai adalah 60 persen nilai ujian sekolah dan 40 persen nilai rata-rata rapor. Meskipun demikian, beberapa ketentuan yang berlaku sebelumnya tetap digunakan. Diantaranya pembuatan soal yang 25 persen dilakukan oleh panitian UN Pusat dan yang 75 persen dilakukan oleh panitia UN di tingkat provinsi.
Sehubungan dengan adanya perubahan tersebut, Dinas pendidikan di berbagai wilayah melakukan sosialisasi kepada seluruh kepala sekolah. UN SD akan berlangsung tanggal 10-13 Mei 2011 dengan mata pelajaran yang diujikan di UN SD meliputi Matematika, Bahasa Indonesia dan IPA.
Sumber : www.uasbn.org
3 Comments:
Wah...makasih banget infonya...pak guru
kok sistem pendidikan kita selalu berubah ubah...katanya ada yang bilang kalau ganti menteri berarti ganti kebijakan....
Mungkin terlalu banyak orang (pejabat) yang merasa terlalu pintar. Beliau belum menyadari bahwa: Menjadi orang bijak jauh lebih penting dari pada orang pintar.
Posting Komentar